Kumpulan Cerita Sex 2018 - Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan
aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku
dengan tante “U” di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan
keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun
kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.
Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante
U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan
suatu
kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya
denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat
terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah
terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai
mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah
berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering
kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik.
Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman
kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada
ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.
Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H
boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal
waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu,
di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main
bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar
diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang
datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli
lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka
mereka, maka langsung kulayani mereka.
Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget
bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka
kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya
jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku
berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan
lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan
hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan
badani.
Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia
mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi
aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke
rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku,
beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H
sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan
untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan
bercumbu.
Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke
rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan
sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang
membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera
Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku.
Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya..
mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama
Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi
keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh
bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian
menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula
dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak
terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri
tunggalnya itu.
Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H
mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku
dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik
tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan
peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia
melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera
aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti
pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia
meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak
kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku
lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya.
Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las
dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai
akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.
Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman
kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai
akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku
bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu
maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi
dihatiku.
Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa
Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai,
menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan
tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan
yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam,
menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas,
kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air
mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa
sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.
Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian
merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya
didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku,
tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya
menciumku.
Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku
sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar
didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang
keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya
kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar
seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya.
Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.
Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan
menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar
mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah
puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera
berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.
Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan
kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang
mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar
hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh
berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan
pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan
mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun
kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja
affair kami; rasanya tak mungkin.
Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung
bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus
memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama
beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya
memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat
hubungannya denganku.
Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian
sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa
yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman
kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke
kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.
Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri,
selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian
datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari
mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H
sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang
ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan
kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak
kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di
memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan
yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme
hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante
H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku
bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir
yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di
rahimnya.
Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga
dengannya. Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah
membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya
tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian
disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat
kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat,
hingga beberapa kali tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang
termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku,
sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan
ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.
Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian
pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta
alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah
tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali
agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya,
segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa
dengan kekasihku.
Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku
masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat
merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan
Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian
kekasihku duduk menungguku.
Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku
ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan
dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku,
dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang
dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan
mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk
tubuhnya dan kuelus rambut-nya.
Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat
terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami
berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga
duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk
kami berdua.
Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama
Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk
memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan
sampai disini saja.
Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku
memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan
keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk
mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih
anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami
berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan
anak itu dengan kasih sayangnya.
Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan
pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk
menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang,
dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri
berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.
Home
»
. Kebetulan
»
aku
»
di Bandung
»
di sebuah
»
diterima
»
lulus SMA
»
melanjutkan
»
PTN
»
Setelah
»
studi
»
terkenal
»
yang
» Kumpulan Cerita Sex Pemuas Nafsuku Yanti
Wednesday, August 1, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment